'Ajak Ibu Beli Mobil', Impian Penumpang SJ 182 Jika Sampai di Rumah, Paman Pilu: Bawa Uang Rp31 Juta

Inilah cerita impian penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang diungkap
keluarga.
Namun, impian penumpang bernama Rizki Wahyudi itu entah bisa terwujud atau
tidak.
Sang paman pun berharap atas keselamatan Rizki Wahyudi yang menjadi korban
jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Diketahui, Rizki Wahyudi adalah staf Taman Nasional Gunung Palung di
Ketapang, Kalimantan Barat.
Tak cuma Rizki, anggota keluarganya juga turut menjadi korban yakni Indah
Halima Putri istri Rizki, Rossi Wahyuni ibunda Rizki, Nabila Anjani,
keponakan Rizki, dan terakhir Arkana Nadhif Wahyudi, anak Rizki yang masih
bayi.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sedianya berangkat dari Bandara Soekarno Hatta
pada pukul 13.30 WIB.
Tetapi, terjadi delay selama sejam sehingga pesawat rute Jakarta-Pontianak
itu baru berangkat pada 14.36 WIB.
Kabar duka mengenai Rizki Wahyudi ini disampaikan Sektretaris Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono dalam
keterangan tertulisnya.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.. Keluarga besar KLHK berduka cita krn
salah satu penumpangnya adalah Rizki Wahyudi, PEH TN Gunung Palung,
Ketapang, Kalbar.. bersama isterinya dan anaknya yg masih bayi 3 bulan, ibu
kandung dan keponakannya. Kita doakan semoga husnul khatimah, Aamiin YRA,"
jelasnya.
Ia menerangkan keberangkatan Rizki ke Jakarta adalah untuk menjemput
keluarganya yang berada di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, untuk
bersama-sama ke Ketapang, Kalbar.
"Niatnya ingin tugas di taman nasional kalbar (sekalian) kumpul bersama
keluarga tercinta," jelas Bambang.
Dalam video di YouTube Indosiar pada Rabu (13/1/2021), Paman Rizki Wahyudi,
Rafin Akbar mengaku sempat tak percaya dengan kabar keluarganya menjadi
korban pesawat Sriwijaya Air.
"Saya langsung buka televisi, ternyata benar itu saudara saya. Istri saya
bahkan sampai gak percaya karena Kiki bilang naiknya NAM Air, terus dia
bilang ke saya pesawat ganti jadi Sriwijaya," ucap Rafin Akbar.
Dengan menahan tangis, Rafin Akbar menuturkan keyakinannya jika Rizki
Wahyudi bertahan hidup meski pesawat jatuh.
"Saya yakin dia bertahan hidup. Saya gak percaya dan syok," aku Rafin Akbar.
Lebih lanjut Rafin Akbar mengenang sosok Rizki yang sedari kecil ditinggal
ayahnya.
"Kiki dari usia 1 bulan sudah ditinggal bapaknya. Dia susah orangnya, saya
bantu dia sampe tamat SMA. Sekarang dia sudah sukses punya segala-galanya
namun usianya pendek," papar Rafin Akbar.
Rafin menjelaskan, Rizki memiliki rencana sesampainya di Ketapang untuk
menghibur ibunda dengan membawa ke showroom mobil agar bisa memilih
kendaraan yang diinginkan.
"Sampai bawa uang tunai Rp31 juta kemarin. Saya yakin mudah-mudahan Kiki
bertahan dengan pelampung, tetapi saya berpikir besi pun hancur," jelas
Rafin Akbar, dikutip TribunJatim.com dari TribunJakarta.
Berangkat Lebih Cepat
Indah diketahui pulang ke Pontianak bersama suaminya Rizky Wahyudi, serta
anaknya, mertua Rossi Wahyuni, dan keponakan suaminya.
Setelah menikah, Indah menemani suaminya yang bekerja di Pontianak.
Ayah Indah, Ridwan mengatakan, awalnya Indah dan berangkat ke Pontianak dari
Provinsi Bangka Belitung yang asal usul suaminya.
Diketahui sejak hamil, Indah pulang ke rumah orangtuanya di Desa Sungai
Pinang, Ogan Ilir, Sumsel.
Setelah melahirkan dan anak berusia tujuh bulan, Rizky datang dan membawa
Indah serta anak ke Babel yang merupakan rumah induk Rizky.
Namun, karena diwajibkan meluangkan hasil dari hasil swab dan hasilnya
menunggu hingga empat hari, akhirnya Indah memutuskan untuk berangkat dari
Babel ke Jakarta.
Kepada keluarga, Indah mengatakan bahwa swab di Jakarta hasilnya bisa keluar
lebih cepat dalam waktu dua hari.
Akhirnya Indah dan rombongan ke Jakarta pada akhir Desember 2020 dan
merekomendasikan terbang ke Pontianak pada Minggu (10/1/2021).
Namun, Indah tidak menjelaskan kepada keluarga dengan apa mereka pergi ke
Jakarta saat itu.
Hasil swab yang dilakukan di Jakarta ternyata keluar lebih cepat dari
perkiraan.
Akhirnya, Indah memutuskan berangkat ke Pontianak pada Sabtu dengan
menggunakan pesawat Sriwijaya Air.
"Kalau kabar dari istrinya (indah) kayak gitu. Kalau hasil swab nya kan
biasanya dua hari, kalau di Pangkal Pinang empat hari, makanya dia ngambil
nya di Jakarta. Tahu-tahu tadi pagi (Sabtu) dia ngabari, katanya hasilnya
sudah keluar , terakhir ngabari sudah di ruang tunggu (bandara) mau
berangkat, "kata Ridwan saat ditemui di kediamannya di Desa Sungai Pinang 2,
Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu.

Ridwan berusaha tabah saat mendengar kabar pesawat yang membawa Indah dan
hilang kontak.
Hanya saja, istri Ridwan, Yusrilanita syok, dan ping peristiwa itu.
Sementara Adik Indah, Nabila mengatakan, sebelumnya ia dan Indah beberapa
kali melakukan video call untuk menanyakan kabar keluarga.
Indah juga sempat mengirim foto yang diambil dari pesawat sebelum lepas
landas.
Foto itu foto pesawat Sriwijaya SJ 182 dan saat itu cuaca sedang hujan
deras.
Indah juga minta didoakan agar perjalanannya selamat.
“Doain ya,” tulis pesan WhatsApp Indah pada Nabila.
Nabila sendiri menjawab dengan kalimat pendek "hati-hati".

Hari Ke-5 Pencarian Sriwijaya Air, Basarnas Siapkan 30 Ambulans dan Turunkan 3.300 Personel
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan ( Basarnas) menyiapkan 30 ambulans untuk membantu pelaksanaan operasi pencarian penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Direktur Operasi Basarnas Rasman MS mengatakan, penambahan ambulans dikarenakan penemuan bagian tubuh yang semakin banyak.
"Untuk ambulans semakin bertambah karena kemarin kita menemukan body part (bagian tubuh) cukup banyak yang berkaitan dengan korban. Ambulans yang siap dioperasionalkan pada hari kelima sebanyak 30 kendaraan," kata Rasman di Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Ia melanjutkan, untuk hari kelima pencarian, jumlah personel yang diturunkan sekitar 3.300 orang.
Sementara itu, untuk perlengkapan dan peralatan pencarian di antaranya 54 kapal, sekitar 20 kendaraan laut kecil, dan 13 pesawat. Rasman menambahkan, pencarian tetap dilakukan di enam sektor laut.
Dirinya berharap agar hari kelima pencarian ini, petugas dapat menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merupakan bagian lain dari black box.
"Namun demikian pencarian tidak hanya terkonsentrasi pada kotak hitam," ujarnya.
Menurutnya, pencarian juga terus dilakukan untuk menemukan penumpang pesawat dan bagian pesawat lainnya.
Ia berharap, kondisi cuaca hari ini baik sehingga mampu membantu tim pencari di lapangan untuk menemukan korban dan bagian pesawat.
"Kita berharap tim yang ada di lapangan masih tetap terpelihara kondisinya," tambah dia.